Sebuah Berlian untuk Keluarga
Di suatu pagi yang cerah, Roni Emastu pamit kepada ibunda tercinta dan dua orang adiknya. Roni berniat pergi merantau ke ibukota untuk mencari pekerjaan. Ia baru saja lulus dari sebuah SMK di daerahnya, Desa Winong, Jawa Tengah. Rencananya untuk ke ibukota sudah dipersiapkan dari jauh hari karena ia merasa tak ada yang bisa ia perbuat jika hanya terdiam di desanya. Untuk sampai tempat yang dituju, Roni memakai jasa angkutan bus.
Di perjalanan, Roni terus memikirkan apa yang akan ia lakukan pertama kali saat tiba di Jakarta. Tak ada saudara, teman, bahkan kenalan sekalipun. Hanya ilmu, percaya diri, niat, dan nekatlah yang menjadi modalnya untuk ke Jakarta. Keesokan harinya, tibalah Roni di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Selepas turun dari bus, ia langsung melangkahkan kakinya ke berbagai perusahaan otomotif sampai akhirnya bengkel mobil. Hal itu karena waktu di SMK ia memilih jurusan teknik otomotif.
Satu, dua, …, sampai berpuluh tempat ia kunjungi tapi jawabannya hanya satu, “Maaf, sedang tidak ada lowongan”. Sedih, kecewa, dan gundah, ialah perasaan-perasaan yang menggeluti hati Roni. Ya, inilah Jakarta, tempat dimana terdapatnya banyak pekerjaan, namun sulit tuk mendapatkannya. Akhirnya Roni bermalam di sebuah masjid dan melanjutkan usahanya esok hari.
Beberapa hari kemudian, di saat Roni tengah duduk beristirahat di sebuat taman, seorang kakek menghampirinya. Kakek itu menanyakan asal dan tujuannya Roni datang ke Jakarta. Dijelaskanlah secara gamblang oleh Roni maksud ia mengunjungi kota metropolitan ini. Mendengar penjelasan Roni, kakek tersebut terdiam sebentar lalu mengajak Roni untuk ikut bersamanya. Tanpa pikir panjang, Roni pun mengikuti kakek tersebut ke sebuah mobil mewah. Di perjalanan menuju tempat yang masih misterius bagi Roni, Roni menceritakan tentang keluarganya di desa kepada sang kakek yang akhirnya diketahui bernama Budiman, seorang pemilik bengkel otomotif ternama yang sudah memiliki lebih dari 50 cabang di Indonesia. Meski begitu, Kakek Budiman ternyata pribadi yang ramah dan murah senyum. Bahkan canda dan tawa mewarnai percakapan mereka dalam mobil. Mobil akhirnya berhenti di sebuah bengkel yang cukup besar. Roni pun bertanya-tanya kepada sang kakek. Kek Budiman pun menjelaskan bahwa ia sedang mencari seorang lulusan teknik otomotif untuk bekerja di bengkelnya dan ia melihat Roni mendatangi banyak bengkel dengan membawa sebuah map yang ia yakini berisi CV dan surat lamaran. Maka dari itu, ia menghampiri Roni yang sedang duduk di taman. Roni pun senang bukan main. Ia sujud syukur dan tidak berhenti berterima kasih kepada Kek Budiman. Terlebih saat Kek Budiman menjelaskan bahwa bengkel yang akan ditempatinya ia bengkel baru yang letaknya di Desa Winong, yang tidak lain ialah desa tempat tinggal Roni.
Keesokan harinya, Roni pun segera meninggalkan ibukota untuk kembali ke desanya dengan diantar oleh Kek Budiman dan supirnya. Sebelum ke bengkel, Roni minta izin untuk pulang ke rumah terlebih dahulu. Sesampainya di rumah, ibu dan dua orang adik Roni kebingungan karena begitu cepatnya Roni kembali. Roni pun menceritakan semua kisahnya saat di Jakarta. Sehabis bercerita, Roni akhirnya pergi ke bengkel yang akan menjadi tempat kerjanya dengan tak lupa mengajak ibu dan dua orang adiknya. Tiba di bengkel, Kek Budiman sudah menunggu kedatangan keluarga Roni. Dan karen kepala cabang bengkel tersebut ialah Roni, maka Roni berhak memberikan nama untuk bengkelnya. Roni berpikir sejenak dan kemudian memutuskan “BENGKEL BERLIAN” sebagai nama bengkelnya. Roni memilih kata “berlian” agar bengkelnya maju dengan kesuksesan yang indah seindah berlian.
“BERUSAHALAH semampu yang kamu BISA, berhasil atau tidaknya itu urusan Yang Mahakuasa”
0 Response to "Sebuah Berlian untuk Keluarga"
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuai isi tulisan di atas.
Komentar Anda sangat berarti bagi perkembangan blog ini..
Terima Kasih :D