hafizfaturrahman.com

Hari Raya Idul Fitri 1433 H

"Allahu Akbar,, Allahu Akbar,, Allahu Akbar ...."


Alhamdulillah, kita telah sampai kepada hari kemenangan di tahun ini. Meski sebenarnya, kita harus bersedih karena harus meninggalkan bulan suci Ramadhan ini. Momen Hari Raya Idul Fitri biasanya diisi dengan berkumpul bersama keluarga dan bersilaturahmi kepada tetangga dan sanak saudara. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk saling memaafkan dan kembali ke fitrah yang sesungguhnya. Tetapi yang lebih penting untuk diingat ialah: "Sebagai manusia sosial dan beriman sudah seharusnya kita memaafkan segala kesalahan orang lain, jangan hanya pada saat Hari Raya Idul Fitri saja". :D

Dengan kesungguhan hati, HF corner mengucapkan:


"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H"

Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin

--HF

Dirgahayu ke-67 Republik Indonesia!

“Proklamasi… Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia…”

Penggalan kalimat pertama dari teks proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno 67 tahun lalu itu mungkin akan membuat kita mengingat perjuangan para pahlawan kemerdekaan negeri ini. Ya, Pahlawan! Kita semua pasti tahu bahwa betapa sulitnya bangsa kita mendapat suatu pengakuan merdeka kala itu. Namun, semangat para pahlawan ternyata dapat melelehkan segala kondisi yang ada hingga saat ini hadir Republik Indonesia yang terus berkembang.

Semenjak tahun 1945 hingga 2012 sudah banyak yang terjadi di negeri khatulistiwa ini. Dari mulai kalangan kepresidenan hingga rakyat jelata. Apakah kita sebagai bangsa telah mencapai kata sukses? Tentunya tidak! Coba kita tengok kembali cita-cita bangsa yang termuat di Pembukaan UUD  1945.

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,…” 

Jika diperhatikan beberapa kalimat diatas, kita akan menemukan empat (4) buah tujuan bangsa dari para leluhur bangsa yang seharusnya kita lakukan saat ini. Lalu, apakah kita sudah melakukannya? Kita bahas satu persatu.

1.    Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Dalam hal ini mungkin akan erat kaitannya dengan kinerja POLRI dan TNI selaku pelindung rakyat. Polisi, apakah sudah baik kinerjanya selama ini? saya rasa BELUM. Masih banyak pria tegak berseragam coklat di pinggir jalan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Masih ada yang memanfaatkan seragamnya untuk meminta pajak jalan yang tidak semestinya atau biasa disebut pungutan liar (pungli). Masalah mengayomi masyarakat, dapat dikatakan cukup baik meski belum bisa dibilang maksimal. Merapat ke bagian TNI, saya sendiri belum melihat dengan pasti kinerja TNI akhir-akhir ini, karena memang negeri ini jarang sekali mendapat ancaman dari luar. Mungkin yang dapat didata hanya kejadian di saat nelayan asing menagkap ikan di teritori Indonesia dan saat itu tindakan yang dilakukan cukup baik.

2.    Memajukan kesejahteraan umum
Tujuan yang saya kira paling sulit untuk tercapai. Kenapa? Jika ada yang menghitung jumlah pengamen dan pengemis dijalanan, saya rasa akan mencapai jutaan jiwa. Kondisi ini yang dapat menyulitkan program kesejahteraan apapun. Terlebih masyarakat yang telah lama hidup di jalanan biasanya susah untuk diatur karena baginya hidup saat ini sudah sangat nyaman. Tapi sangat tidak salah menjadikan ini sebuah cita-cita. Karena sejatinya cita-cita adalah suatu impian setingi-tingginya.

3.    Mencerdaskan kehidupan bangsa
Sekolah gratis? Ya mungkin kebijakan itu bisa saja dilakukan untuk mencapai cita-cita ini. Terlalu banyak anak negeri ini yang sulit untuk sekolah, terutama di bagian desa pedalaman yang masih jauh dari khalayak ramai. Padahal tempat-tempat seperti itu seharusnya mendapat perhatian utama mengenai pendidikan. Dengan mengoptimalkan uang negara yang ada, saya rasa sekolah gratis untuk kalangan tidak mampu bisa saja diberlakukan.

4.    Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Mungkin ini cita-cita yang sudah sangat terlihat progresnya. Sudah menjadi hal yang wajib bagi Indonesia membantu negara-negara yang sedang terlibat konflik. Beberapa kali tim dari TNI sudah ikut serta dalam penuntasan masalah di negara-negara lain. Semoga saja tetap seperti itu!

Akhirnya, disimpulkan bahwa masik banyak PR (pekerjaan rumah) yang menumpuk untuk dikerjakan para pemuda bangsa ini. Bukan saatnya lagi menunggu, tapi ini saatnya beraksi. Berinovasi dengan segala yang ada sekarang dan buat dunia bangga dengan Indonesia dan Indonesia bangga padamu. Yuk, sama-sama kita teruskan cita-cita para pahlawan bangsa. Karena sejatinya mereka membuat itu memang untuk menjadi PR buat generasi berikutnya!


“Bukan Waktunya untuk Menunggu, Sekarang Saatnya untuk Beraksi”
“Buat Dunia Bangga Pada Indonesia dan Indonesia Bangga Padamu”


“Dirgahayu ke-67 Republik Indonesia”

Junjung Tinggi Sportivitas!

“Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita…”, dengan lantangnya Arif, Sigit, dan Pasha menyanyikan lagu “Hari Merdeka” di upacara pengibaran bendera di sekolahnya. Upacara yang diadakan untuk menyambut Hari Kemerdekaan ke-67 Republik Indonesia tersebut diikuti oleh  seluruh siswa dan guru SD Terpadu Sukamaju. Meskipun sedang berada di bulan suci Ramadhan, para peserta upacara tetap antusias mengikuti perayaan kemerdekaan dengan semangat nasionalisme yang tinggi.

Begitupun Arif, Sigit, dan Pasha, ketiga murid kelas 3 SD ini

Aburizal Bakrie Berbagi Pengalaman


Selama ini banyak orang bertanya kepada saya bagaimana rahasianya menjadi pengusaha yang sukses. Mereka berharap saya bersedia membagi pengalaman dan kiat-kiat berusaha supaya sukses.

Bagi saya, membagi pengalaman kepada orang lain menyenangkan, apalagi bila pengalaman saya tersebut bermanfaat.

Senin 5 April lalu, saya diundang oleh

[VIDEO] Jangan Menyerah!!!

Video kali ini mengajarkan bagaimana kita tidak seharusnya mudah menyerah. Tetapi sebaliknya, kita harus selalu optimis menjalani hari-hari karena kita punya Allah SWT...


Happy Watching!



uploaded by kangzens3 on 10 November 2010


Nilai Terbaik itu Belum Tentu Milikmu!

Saya yakin yang membaca tulisan ini adalah orang-orang yang tengah atau pernah mengeyam bangku sekolahan. Sebagai peserta didik, kita pastinya akan dihadapkan dengan segala ujian yang mengharuskan kita mendapat nilai terbaik yang ditentukan didalamnya. Misalkan saja UTS (Ujian Tengah Semester) atau UAS (Ujian Akhir Semester). Keduanya sangat begitu berketergantungan. Alhasil semua siswa ataupun mahasiswa mengharapkan skor maksimal dengan caranya masing-masing.

Hal itulah yang akhirnya membuat otak berpikir keras memikirkan bagaimana cara terbaiknya. Seseorang yang berpikir cerdas tentunya akan memanfaatkan waktu yang ada untuk lebih mengintensifkan waktu belajarnya, sedangkan yang lainnya berpikir bagaimana mendapat contekan, bocoran, atau membuat catatan kecil sendiri. Memang, hal tersebut dilakukan tidak lain untuk membuat orang lain bangga dan senang melihatnya. Tapi tampaknya mereka melupakan suatu hal.

Ya, mereka lupa bahwa segala nilai yang didapatnya haruslah diimbangi dengan output yang jauh lebih baik di kemudian hari. Kedepannya mereka harus berjuang mempertahankan nilai demi menjaga nama baik. Padahal mereka tau bahwa kemampuannya belum mampu untuk kesana.

Oleh karena itu, sesuai judul tulisan ini, saya berpendapat bahwa nilai atau skor maksimal yang kalian dapat dengan cara curang, akan kembali menyerang kehidupan kalian yang justru akan tambah terpuruk. Yakinilah bahwa berapapun nilai yang didapat dari hasil ujian adalah usaha kita sendiri dan itu nilai yang terbaik untuk kita sendiri. Seburuk atau sebagus apapun nilai alangkah lebih baik ditanggapi dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT. karena sebaik apapun rencana kita, jauh lebih baik rencana Allah untuk kita. So, jangan pernah mengeluh dengan skor kecil dan kurang memuaskan. Justru dengan seperti itu harusnya kita bisa bangkit dan menyadarkan diri bahwa sudah saatnya berhenti bermain-main.  Dengan meyakini hal tersebut, insya Allah kita akan menjadi orang yang jauh lebih baik di hari-hari esok.—



“SKOR MAKSIMAL ITU BELUM TENTU NILAI TERBAIK”

Mr. Joger, Si Pemilik Kata-kata Unik!

Mr.JOGER. Orang kreatif adalah orang yang bisa memunculkan ide dan diterima orang lain dengan senang hati. Salah satunya adalah Joseph Theodorus Wulianadi alias Mr Joger, BAA, BSS (Bukan Apa-Apa dan Bukan Siapa-Siapa). Pemilik pabrik katakata Joger ini bahkan disebut sebagai orang kreatif yang mampu memunculkan ide gila, aneh, menipu semua orang tapi bagaimana yang ditipu tidak merasa ditipu, dan malah merasa senang.
Berawal dari itikad baik untuk menjadi manusia yang baik, minimal tidak menjadi parasit di negeri tercinta atau tidak menjadi pengangguran atau menjadi beban bagi orang lain adalah motivasi awal bagi Mr Joger untuk merintis usaha. ”Saya ini kan bukan

Terima Kasih Atas Kunjungannya - - Silahkan Datang Kembali
Bookmark blog ini (Ctrl+D) || Sewaktu-waktu mungkin dibutuhkan
Toko Online Gratis
HF corner Powered by Blogger