hafizfaturrahman.com

Kejujuran Adalah yang Terpenting!!

Fito dan Kenji, dua orang pemuda penggila anime mendapat informasi bahwa suatu perusahaan Jepang yang beroperasi di Jakarta tengah mengadakan lomba membuat komik anime. Fito yang memang jago menggambar langsung mencari tahu segala informasi tentang lomba tersebut. Berbeda dengan Kenji. Ia tidak terlalu jago menggambar seperti Fito. Namun, ia unggul dalam pengetahuan karakter-karakter anime dibanding Fito.
Fito mendatangi perusahaan yang menyelenggarakan lomba komik itu. Secara bersamaan, Kenji pun datang ke tempat yang sama. Fito dan Kenji merupakan teman baik saat SMP dan SMA. Hubungan mereka sangat dekat dan hampir tak pernah ada permusuhan. Mereka berdua langsung mendatangi ruangan yang tertera dalam poster yang mereka lihat di tembok jalan. Masuklah mereka ke dalam ruangan yang cukup dingin. Fito memulai pembicaraan.
Setelah bertanya-tanya mengenai lomba komik selama kurang lebih 1 jam, mereka mencukupi pembicaraan dan pergi meninggalkan perusahaan. Di dalam perjalanan pulang, mereka membicarakan tentang perlombaan. Dari obrolan bersama seorang panitia lomba di perusahaan tadi, ternyata hadiah untuk juara pertama adalah berlibur ke Jepang selama 3 hari, bertemu salah satu pencipta anime, dan memiliki tiket mengikuti perlombaan komik tingkat dunia. Sedangkan juara kedua dan ketiga hanya akan berkesempatan mengikuti perlombaan komik tingkat dunia. Hal itu membuat mereka semakin bersemangat untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Di rumah, Fito bingung harus membuat komik seperti apa. Semua karakter anime yang diketahuinya hanyalah bagian besarnya saja, tidak terlalu mendetil. Berbeda kondisi di kamar Kenji. Bukan karakter seperti apa yang meresahkan hati Kenji, tapi dimulai darimana gambar itu yang dibingungkan olehnya. Sesekali memegang pensil gambarnya, tapi tak jarang ia melepaskannya lagi. Waktu pengumpulan komik terakhir tinggal satu bulan lagi dan peserta lomba harus membuat minimal 10 halaman komik.
Fito semakin bingung dengan permasalahannya. Ia pun ingat kalau temannya, Kenji, mengetahui banyak detil karakter anime. Ia pun berniat untuk bertanya kepada temannya itu. Keesokan harinya Fito mengunjungi rumah Kenji. Namun, di tengah perjalanan menuju rumah Kenji, ia berpikir jika ia meminta bantuan Kenji, tampak terlihat culun dan tidak hebat. Akhirnya Fito bersiasat untuk mencuri buku kumpulan karakter anime milik Kenji. Ia mengetahui Kenji membuat buku tersebut karena Kenji pernah menunjukkan padanya. Tibalah Fito di rumah Kenji. Dengan senang hati, Kenji mempersilahkan Fito masuk. Tak ada tanda-tanda aneh dirasakan Kenji saat Fito memasuki kamarnya. Tentu saja, karena Kenji sudah menganggap Fito seperti saudaranya sendiri.
Saat di kamar, Kenji pergi sebentar untuk mengambilkan minum. Waktu yang singkat itu langsung dimanfaatkan Fito untuk mencari buku yang diinginkannya. Ketika mencari, ia melihat meja belajar Kenji penuh dengan kertas dengan gambar yang kurang bagus. Dalam hatinya, ia menertawakan gambar temannya itu.  Hingga akhirnya, ia berhasil menemukan buku yang dicarinya. Tanpa melihat isinya, ia langsung memasukkan buku tersebut ke dalam tas. Kenji datang dengan membawa minuman dingin yang terlihat menyegarkan. Setelah cukup lama mengobrol, Fito pamit untuk pulang. Sampai akhir obrolan, Kenji tak mengetahui kalau Fito telah mengambil salah satu buku kesayangannya.
Dengan bermodal buku milik Kenji, Fito mulai menyelesaikan komiknya. Begitupun Kenji, dengan kemampuan menggambar seadanya, ia mulai membuat satu persatu  gambar untuk komiknya.  Kenji tak pernah tahu kalau bukunya telah diambil tanpa izin oleh Fito karena semua detik karakter telah melekat di dalam ingatannya.
Satu bulan penuh perjuangan akhirnya berakhir. Tiba saatnya peserta lomba membuat komik mengumpulkan hasil kreasinya.  Fito dan Kenji datang bersama ke tempat pengumpulan karya. Sekitar 300 peserta telah hadir meramaikan tempat pengumpulan komik. Semua peserta membawa karya terbaiknya. Setelah tahapan pengumpulan karya dilakukan, panitia mengumumkan bahwa pemenang akan diumumkan pada minggu depan.
Tujuh hari berlangsung seperti biasa. Tak ada tanda-tanda baik dari Fito untuk mengembalikan buku yang ia curi dari Kenji. Tibalah saat pengumuman pemenang. Semua peserta berbondong-bondong memadati ruangan tempat pengumuman.
Setelah 1 jam acara berlangsung, saatnya momen yang ditunggu-tunggu Fito dan ratusan peserta lainnya. Pengumuman pemenang akhirnya dibacakan. Tanpa diduga, Fito akhirnya berhasil menaruh namanya di urutan pertama. Karya Fito dinilai paling bagus karena penggambaran yang mendetil di setiap karakternya. Urutan kedua ditempati Sarah dan tempat ketiga diduduki oleh Kenji. Kenji sangat bahagia meski hanya ada di peringkat ketiga. Namun, ia bangga karena hasil karya yang tidak begitu bagus menurutnya berhasil menang. Karya Kenji dinilai bagus karena penggambaran yang mendetil meski memang tidak sebagus Fito.
Sebulan kemudian, Fito pun berangkat ke Jepang. Ia sangat menikmati liburannya. Namun, tanpa sepengetahuan Fito, perlombaan komik tingkat dunia yang dijanjikan perusahaan penyelenggara harus dilakukan Fito di Jepang bersama juara tingkat lokal lainnya. Fito pun tampak panik, akibat terlalu asik menyiapkan liburannya, ia lupa membawa buku Kenji yang berisi karakter-karakter anime. Sedangkan, Sarah dan Kenji yang juga memiliki kesempatan mengikuti perlombaan, mengikuti lomba di Indonesia. Perlombaan pun dilaksanakan dengan peserta 100 orang yang tersebar di seluruh negara di Dunia. Hadiah dari lomba ini adalah mengelilingi Eropa selama seminggu dan berkesempatan membuat komik anime di Jepang dengan bimbingan pembuat komik anime terkenal. Hadiah tersebut diberikan untuk 2 orang pemenang.
Sebulan kemudian adalah waktu yang dijanjikan penyelenggara untuk mengumumkan hasil lomba. Peserta akan mendapatkan email berisi pemberitahuan apakah menang atau tidak. Fito dan Kenji bersama-sama melihat email mereka. Email dari penyelenggara ternyata sudah sampai. Dengan perasaan yang tak menentu, mereka berdua memberanikan diri. “Yesssss!!!,” teriak Kenji kegirangan. Terlihat tulisan “CONGRATULATIONS” di isi emailnya. Namun, berbeda dengan Kenji, Fito tak bereaksi dengan apa yang dilihat di layar laptopnya. “Sorry….” menandakan Fito belum berhasil memenangkan perlombaan. Fito hanya bisa menundukan kepalanya melihat kegirangan temannya, Kenji. Tapi, setelah Kenji membaca email yang didapatnya, ternyata ia tidak menang. Namun, ia diberi penghargaan akan usahanya membuat komik dengan karakter mendetil. Kalau saja gambar Kenji sedikit lebih bagus, mungkin Kenji akan menempati satu dari dua tempat yang disediakan. Tapi, Kenji tetap bangga akan apa yang didapatkannnya. Karena ia tahu itu adalah hasil dari jerih payahnya sendiri, tidak curang, ataupun menyontek pekerjaan lain. Fito pun akhirnya membuka mulutnya tentang pencurian buku yang dilakukannya. Dengan berbesar hati, Kenji memaafkan temannya tersebut. Yang paling disesalkan Kenji adalah mengapa Fito tidak meminta  terang-terangan kepadanya, itu saja. 

“Kesuksesan Tak Akan Pernah Ada Artinya Tanpa Disertai Dengan Kejujuran”

PD!!

Dua orang sahabat tengah menghadapi masa-masa bahagia dalam hidupnya. Gani dan Hera adalah nama sepasang sahabat itu. Kini mereka duduk bersama di sebuah SMA dan berada di kelas XII. Persahabatan yang mereka jalin sudah mencapai tahun ke-6. Ya, awal masuk SMP, mereka dipertemukan dan mulai bersahabat hingga sekarang.
Tiap detik dalam persahabatan mereka, dibuatnya menjadi sangat istimewa dari biasanya. Tak pernah terlihat rasa sedih menghampiri mereka berdua. Namun, ada satu hal yang buruk dari ikatan yang sangat dekat itu. Bagai perangko yang telah tertempel di sebuah amplop surat, mereka memang tak bisa terpisahkan. Bahkan saat sedang menghadapi ujian semester. Karena tidak percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, mereka tidak takut untuk melakukan apapun asalkan bisa bekerja sama mendapatkan hasil terbaik. Dari sekadar melalui kertas kecil untuk bertukar jawaban sampai melaui layanan Short Message Service (SMS) telah mereka lakukan selama enam tahun terakhir. Hasilnya pun jelas menggembirakan.

Ance Trio Marta, Jutawan Ikan Bawal

Sejak sekolah dasar, ia sudah berjualan gorengan. Pernah menjual sayuran, menjadi kondektur, mengajarkan les privat, dan ketika mahasiswa Ance Trio Marta berdagang roti keliling. Kini ia menjadi jutawan karena ikan bawal air tawar.
Tak banyak anak muda, apalagi mahasiswa, yang meyakini masa depan perikanan. Para sarjana perikanan pun banyak yang menyerah dan memilih usaha lain.
Tetapi, Ance Trio Marta yang waktu itu mahasiswa — sekitar tiga tahun lalu — yakin bahwa perikanan itu ”seksi” dan potensial. Keyakinan itu membawanya sukses dan terpilih sebagai juara I Wirausaha Muda Mandiri 2010.

Elang Gumilang, Raja Perumahan Murah

Elang Gumilang 26 tahun (saat ini), mahasiswa sekaligus direktur utama sebuah pengembangan perumahan. Elang pernah muncul sebagai juara ketiga Marketing Games Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga juara pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian Bogor, tahun yang sama. Pada tahun 2006, di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dia mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi Elang Group. Bermodal awal Rp300 juta, kini nilai proyek Elang Group terbang menembus Rp17 miliar. “Saya tergerak menyediakan rumah murah karena banyak orang kecil kesulitan membelinya,” ujar Elang.
“Kondisi bangunan sesuai dengan harga. Listrik ada. Tapi belum ada

Hambatan?? Bukan kok!!

Di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat seorang anak laki-laki yang sangat berambisi menjadi seorang ilmuwan. Ambisinya terbentuk dari komik-komik bergenre sci-fi (science-fiction) yang diberi ayahnya sejak ia duduk di kelas 4 SD. Selain komik, ayahnya juga memberi tontonan film dengan genre yang sama guna membantu perkembangan otak si anak. Namun, masalah timbul pada saat Sigit, nama anak tersebut, berada di kelas 2 SMP.
Hari itu matahari bersinar sangat cerah. Kala itu Sigit tengah berada di depan gerbang sekolah menunggu mobil yang akan mengantarnya kembali ke rumah. Setelah 10 menit menunggu, mobil tersebut datang. Sigit pun masuk ke mobil.
“Maaf Mas Sigit. Di jalan tadi macet, jadi telat deh,” kata bang Ujang, supir keluarga Sigit. “Gak apa-apa kok pak,” balas Sigit. Bang Ujang pun langsung melajukan mobilnya di jalan yang memang ramai lancar sehingga mobil melaju tidak terlalu kencang. Sekitar 15 menit perjalanan, mobil di jalan tidak terlalu banyak dan membuat mobil bisa sedikit menambah kecepatannya.

Terima Kasih Atas Kunjungannya - - Silahkan Datang Kembali
Bookmark blog ini (Ctrl+D) || Sewaktu-waktu mungkin dibutuhkan
Toko Online Gratis
HF corner Powered by Blogger