PD!!
Dua orang
sahabat tengah menghadapi masa-masa bahagia dalam hidupnya. Gani dan Hera
adalah nama sepasang sahabat itu. Kini mereka duduk bersama di sebuah SMA dan
berada di kelas XII. Persahabatan yang mereka jalin sudah mencapai tahun ke-6.
Ya, awal masuk SMP, mereka dipertemukan dan mulai bersahabat hingga sekarang.
Tiap detik
dalam persahabatan mereka, dibuatnya menjadi sangat istimewa dari biasanya. Tak
pernah terlihat rasa sedih menghampiri mereka berdua. Namun, ada satu hal yang
buruk dari ikatan yang sangat dekat itu. Bagai perangko yang telah tertempel di
sebuah amplop surat, mereka memang tak bisa terpisahkan. Bahkan saat sedang
menghadapi ujian semester. Karena tidak percaya diri akan kemampuan yang
dimiliki, mereka tidak takut untuk melakukan apapun asalkan bisa bekerja sama
mendapatkan hasil terbaik. Dari sekadar melalui kertas kecil untuk bertukar
jawaban sampai melaui layanan Short
Message Service (SMS) telah mereka lakukan selama enam tahun terakhir.
Hasilnya pun jelas menggembirakan.
Perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada angkar di belakang koma. Nomor absen yang tidak terlalu jauh memang sangat menguntungkan bagi sepasang sahabat ini. Mereka bukannya tidak pernah tidak sekelas. Saat kelas VIII SMP dan X SMA, kelas mereka terpisah. Namun, tali persahabatan dan kecerdikan mereka dalam bekerjasama telah menghancurkan segala tembok yang menghalangi keduanya. Sekali lagi, mereka bukannya tidak belajar sebelum ulangan, mereka hanya tidak percaya diri dengan apa yang mereka miliki. Malam sebelum ujian mereka selalu berusaha belajar.
Perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada angkar di belakang koma. Nomor absen yang tidak terlalu jauh memang sangat menguntungkan bagi sepasang sahabat ini. Mereka bukannya tidak pernah tidak sekelas. Saat kelas VIII SMP dan X SMA, kelas mereka terpisah. Namun, tali persahabatan dan kecerdikan mereka dalam bekerjasama telah menghancurkan segala tembok yang menghalangi keduanya. Sekali lagi, mereka bukannya tidak belajar sebelum ulangan, mereka hanya tidak percaya diri dengan apa yang mereka miliki. Malam sebelum ujian mereka selalu berusaha belajar.
Kini, mereka
tengah dihadapkan dengan Ujian Nasional (UN) untuk menentukan kelulusan SMA.
Rasa dag dig dug tentu saja
menghampiri semua peserta UN, tak terkecuali Gani dan Hera. Tak hanya rasa nervous yang timbul di dalam diri
mereka, rasa takut juga mendekap di pikiran mereka. ketakutan akan hasil buruk
pun meningkat tajam setelah diketahui pembagian ruang ujian membuat mereka
terpisah. Ujian ini bukanlah ujian semester yang masih memungkinkan mengirim
SMS tanpa ketahuan pengawas, ini adalah UN yang memberikan pengawasan sangat
ketat kepada pesertanya.
Bel masuk pun
berdering. Perlahan mereka melangkahkan kaki ke ruang ujian masing-masing.
Semua alat elektronik diperiksa oleh petugas sebelum memulai ujian. Handphone tak terlepas dari barang yang
diamankan. Kucuran keringat mulai membasahi tubuh mereka. Hanya doa yang kini
bisa dipanjatkan mereka berdua. Ujian akhirnya dimulai. Semakin deras saja
keringat yang mengucur di tubuh mereka. Sesaat sebelum melihat soal yang
tertata rapi di atas meja, mata mereka seakan ingin mengeluarkan bulir-bulir
air. Karena tindakan yang ditimbulkan mereka berdua berbeda dari peserta
kebanyakan, pengawas ruang masing-masing menghampiri meja mereka. Gani dan Hera
terkejut akan kedatangan pengawas dan berusaha mengusap air mata yang sudah
keluar perlahan. Di hadapan pengawas, mereka berkata jujur bahwa mereka tidak
siap untuk ujian pada hari itu.
“Kamu tidak
belajar untuk hari ini atau kamu sedang sakit?” tanya pengawas kepada mereka
berdua.
“Saya belajar
dan saya sehat, kok. Tapi…,” jawab Gani dengan sedikit gugup.
“Tapi apa??”
tanya pengawas semakin penasaran.
Gani tak
menjawab. Tidak jauh berbeda dengan Gani, Hera pun tak berkutik di depan
pengawas. Pengawas akhirnya memaksa mereka mengerjakan soal karena itu sudah
kewajiban mereka sebagai peserta ujian. Dengan semangat yang ada, duo sahabat
itu berusaha membaca soal dan menjawab apa yang mereka mengerti.
Ujian selesai.
Mereka keluar ruangan dengan perasaan lega seakan lupa bahwa hari itu hari
pertama dari lima hari pelaksanaan UN. Entah karena tidak ingin ditanya-tanya
lagi oleh pengawas atau apapun, pada hari kedua sampai kelima, mereka
mengerjakan soal tanpa memperdulikan apapun hasilnya. Mereka menjawab semampu
mereka. Tak ada niatan lagi untuk mendapatkan jawaban dari teman-teman
seruangan. Lima hari yang penuh dengan perjuangan bagi mereka pun berlalu.
Sekarang, mereka tinggal menunggu tanggal pengumuman yang katanya akan terjadi
di bulan depan.
Tiga puluh hari
sepertinya terasa begitu cepat bagi mereka. Dengan berjalan agak malas karena
perasaan takut yang selalu menghantui, duo sahabat itu berusaha melangkahkan
kakinya ke sekolah untuk melihat pengumuman.
Di sekolah
sudah ramai oleh teman-teman yang sangat antusias untuk melihat hasil
belajarnya selama 12 tahun. Situasi berbalik 180 derajat di diri Gani dan Hera.
Perasaan was-was dan takut jika namanya tak termasuk dalam daftar siswa yang
lulus. Teng!! Peringatan dari kepala sekolah bahwa pengumuman sudah ditempel di
mading (majalah dinding) sekolah. Kerumunan siswa yang memang sudah tidak sabar
berlarian menuju tempat yang dimaksud, kecuali Gani dan Hera yang seakan tak
ingin melihat pengumuman itu. Satu jam berlalu, sepasang sahabat itu belum bisa
melihat karena tertutup oleh banyak
siswa. Setengah jam kemudian, mading akhirnya cukup lengang. Gani dan Hera pun
beraksi untuk menemukan nama mereka dari ratusan nama. Dan… “Yeeeeeyyy, ”
teriak mereka serempak. Nama mereka termasuk diantara siswa lulus yang lain.
Ucapan syukur
tak henti-hentinya mereka teriakkan. Tak ketinggalan ucapan selamat dari para
guru dan tentunya kepala sekolah mengalir ke telinga mereka. Perasaan gelisah
yang sempat mengancam masa depan mereka akhirnya hilang. Sesaat sebelum
meninggalkan sekolah. Duo sahabat itu pergi ke kelas terakhir mereka di SMA. Di
dalam kelas, mereka mengenang masa-masa pahit dan manis selama enam tahun
terakhir. Di akhir cerita, mereka berdua berjanji untuk tidak lagi berbuat
curang dalam hal apapun. Mereka berpelukan dan saling meneteskan air mata
bahagia.
"Percayalah Dirimu Sendiri. Kau Tahu Lebih Dari Yang Anda Pikir Anda Lakukan"
--Benjamin Spock
0 Response to "PD!!"
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuai isi tulisan di atas.
Komentar Anda sangat berarti bagi perkembangan blog ini..
Terima Kasih :D