Banjir dan Jakarta
“Jakarta kebanjiran,
di Bogor angin ribut…”
link gambar |
Anda tahu lagu sepenggal lirik di atas? Orang Indonesia,
terutama orang betawi (suku asli Jakarta) pasti tahu lagu itu. Ya, lagu ciptaan
alm. Benyamin Sueb ini tampaknya bukan sekedar lagu dengan lirik yang
asal-asalan. Lihat saja, tiap tahunnya ketika datang musim penghujan, tanda
warga Jakarta harus bersiap dengan bencana banjir yang bisa hadir kapan saja.
Oleh karena itu, setiap pergantian kepala daerah, pemimpin baru Jakarta harus
siap dengan pertanyaan “Bagaimana cara Anda mengatasi banjir Jakarta??? Tahun
lalu, 2012, Jakarta punya pemimpin baru, Joko Widodo namanya. Tapi, disini saya
bukan ingin mengomentari tentang kepemimpinan Jokowi (panggilan beliau),
melainkan ingin mengingatkan warga Jakarta bahwa kota ini, provinsi ini, milik
kita bersama dan sudah seharusnya dijaga bersama.
Januari 2013 nampaknya menjadi ujian berat bagi Jakarta.
Pusat pemerintahan Indonesia ini seakan lumpuh karena air bah. Tentu hal ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Di beberapa tahun sebelumnya, banjir besar juga pernah melanda kawasan ibukota. Lalu, apa yang sebenarnya dilakukan penghuni Jakarta hingga terjadi seperti ini?
Pusat pemerintahan Indonesia ini seakan lumpuh karena air bah. Tentu hal ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Di beberapa tahun sebelumnya, banjir besar juga pernah melanda kawasan ibukota. Lalu, apa yang sebenarnya dilakukan penghuni Jakarta hingga terjadi seperti ini?
Saya rasa semuanya mengerti bahwa faktor utama dari penyebab
banjir adalah sampah yang tak terolah dengan baik yang akhirnya menumpuk di
sungai dan menghambat aliran air. Aliran air yang terhambat mengakibatkan air
tertuang secara besar-besar di daerah tertentu. Tidak hanya daerah pemukiman
warga, tapi banjir juga melahap wilayah bisnis dan pemerintahan di Jakarta.
Tidak tanggung-tanggung, istana kepresidenan di Jakarta juga ikut tergenang
air. Sekali lagi, ini salah siapa?
Memang tak akan pernah kita menemukan “pelaku”nya. Hampir
sebagian orang menganggap ini hanya akibat dari alam yang sudah terkoyak dengan
adanya berbagai permasalahan di bumi ini. Namun, pernahkah kita menganggap kita
yang salah sehingga banjir itu datang ke Jakarta? Sedikit sekali orang yang
mengakuinya. Diterima atau tidak diterima memang kita sudah semestinya menyalahkan
diri kita sendiri. Buang sampah ke sembarang tempat, malas bergotong royong
membersihkan lingkungan, dan atau tidak peduli akan kesehatan lingkungan, hanya
sebagian alasan yang akan membuktikan kita yang salah. Lebih dari itu, banyak
sekali perlakuan kita yang salah terhadap bumi ini.
Ada yang mengatakan “Air akan selalu mengalir dari tempat
tinggi ke tempat rendah.” Dan itulah yang terjadi. Jangan pernah menyalahkan
kota Bogor yang memang berada di atas Jakarta. Apalagi setelah kita tahu,
daerah resapan di daerah Puncak, Bogor, dibuat sebuah penginapan oleh warga
Jakarta. Sungguh tidak ada alasan lagi buat kita menyalahkan letak geografis
wilayah kita dan menganggapnya “air kiriman” yang sudah jelas tempatnya berada
di atas kota kita tercinta ini.
Tidak banyak yang harus kita lakukan untuk menanggulangi ini
semua. Jangan sombong dan menganggap tahu segalanya. Jika pemerintah menyuruh
orang-orang yang berada di bantaran kali pindah ke rumah susun yang telah
ditetapkan, pindahlah! Jangan menolaknya! Lain lagi halnya dengan pemikiran
untuk memindahkan ibukota Indonesia ke tempat lain. Pemikiran itu nampaknya tak
akan pernah mengatasi problema besar negeri ini. Memindahkan ibukota tidaklah
semua memindahkan kertas dari meja satu ke meja lain. Tidak semudah itu, banyak
pertimbangannya.
Terakhir kali, saya ingin mengajak semua yang membaca
tulisan ini dan semua warga Jakarta untuk senantiasa memperhatikan lingkungan
tempat tinggal masing-masing dan mengolah kesadaran dirinya untuk selalu
membuang sampah pada tempat-tempat sampah yang tersedia. Saya rasa saat ini tidak sedikit tempat
sampah di tempat-tempat umum. Sudah semestinya kita memahami kota ini, apa yang
dibutuhkan kota ini, apa yang tidak dibutuhkan kota ini. Semua pasti ada jalan
keluarnya. Percaya dan yakinlah! Jakarta Bebas Banjir? Kenapa tidak?!
“Permasalahan TIDAK AKAN Hilang dengan Berlari Menjauh, Tapi Permasalahan AKAN SELESAI dengan Mendekatinya”
rumah lu kebanjiran ga pis?
wesss,,, alhamdulillah banjir gak tau alamat rumah gw, jdi gak pernah mampir :p