“Proklamasi… Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia…”
Penggalan kalimat pertama dari teks proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno 67 tahun lalu itu mungkin akan membuat kita mengingat perjuangan para pahlawan kemerdekaan negeri ini. Ya, Pahlawan! Kita semua pasti tahu bahwa betapa sulitnya bangsa kita mendapat suatu pengakuan merdeka kala itu. Namun, semangat para pahlawan ternyata dapat melelehkan segala kondisi yang ada hingga saat ini hadir Republik Indonesia yang terus berkembang.
Semenjak tahun 1945 hingga 2012 sudah banyak yang terjadi di negeri khatulistiwa ini. Dari mulai kalangan kepresidenan hingga rakyat jelata. Apakah kita sebagai bangsa telah mencapai kata sukses? Tentunya tidak! Coba kita tengok kembali cita-cita bangsa yang termuat di Pembukaan UUD 1945.
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,…”
Jika diperhatikan beberapa kalimat diatas, kita akan menemukan empat (4) buah tujuan bangsa dari para leluhur bangsa yang seharusnya kita lakukan saat ini. Lalu, apakah kita sudah melakukannya? Kita bahas satu persatu.
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Dalam hal ini mungkin akan erat kaitannya dengan kinerja POLRI dan TNI selaku pelindung rakyat. Polisi, apakah sudah baik kinerjanya selama ini? saya rasa BELUM. Masih banyak pria tegak berseragam coklat di pinggir jalan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Masih ada yang memanfaatkan seragamnya untuk meminta pajak jalan yang tidak semestinya atau biasa disebut pungutan liar (pungli). Masalah mengayomi masyarakat, dapat dikatakan cukup baik meski belum bisa dibilang maksimal. Merapat ke bagian TNI, saya sendiri belum melihat dengan pasti kinerja TNI akhir-akhir ini, karena memang negeri ini jarang sekali mendapat ancaman dari luar. Mungkin yang dapat didata hanya kejadian di saat nelayan asing menagkap ikan di teritori Indonesia dan saat itu tindakan yang dilakukan cukup baik.
2. Memajukan kesejahteraan umum
Tujuan yang saya kira paling sulit untuk tercapai. Kenapa? Jika ada yang menghitung jumlah pengamen dan pengemis dijalanan, saya rasa akan mencapai jutaan jiwa. Kondisi ini yang dapat menyulitkan program kesejahteraan apapun. Terlebih masyarakat yang telah lama hidup di jalanan biasanya susah untuk diatur karena baginya hidup saat ini sudah sangat nyaman. Tapi sangat tidak salah menjadikan ini sebuah cita-cita. Karena sejatinya cita-cita adalah suatu impian setingi-tingginya.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Sekolah gratis? Ya mungkin kebijakan itu bisa saja dilakukan untuk mencapai cita-cita ini. Terlalu banyak anak negeri ini yang sulit untuk sekolah, terutama di bagian desa pedalaman yang masih jauh dari khalayak ramai. Padahal tempat-tempat seperti itu seharusnya mendapat perhatian utama mengenai pendidikan. Dengan mengoptimalkan uang negara yang ada, saya rasa sekolah gratis untuk kalangan tidak mampu bisa saja diberlakukan.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Mungkin ini cita-cita yang sudah sangat terlihat progresnya. Sudah menjadi hal yang wajib bagi Indonesia membantu negara-negara yang sedang terlibat konflik. Beberapa kali tim dari TNI sudah ikut serta dalam penuntasan masalah di negara-negara lain. Semoga saja tetap seperti itu!
Akhirnya, disimpulkan bahwa masik banyak PR (pekerjaan rumah) yang menumpuk untuk dikerjakan para pemuda bangsa ini. Bukan saatnya lagi menunggu, tapi ini saatnya beraksi. Berinovasi dengan segala yang ada sekarang dan buat dunia bangga dengan Indonesia dan Indonesia bangga padamu. Yuk, sama-sama kita teruskan cita-cita para pahlawan bangsa. Karena sejatinya mereka membuat itu memang untuk menjadi PR buat generasi berikutnya!
“Bukan Waktunya untuk Menunggu, Sekarang Saatnya untuk Beraksi”
“Buat Dunia Bangga Pada Indonesia dan Indonesia Bangga Padamu”
“Dirgahayu ke-67 Republik Indonesia”